Mengkonsumsi makanan yang pedas dan hangat dengan cuaca yang sedang hujan, memberikan suatu kenikmatan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Sore itu cuaca yang sangat mendukung, untuk Amri dan Tono, pergi mencari kuliner yang hangat-hangat. Dari siang tadi hujan mengguyur daerahnya, dan kampung tengah pun sudah keroncongan dan memberontak untuk segera diisi. Maka mereka pun berdua berjalan kaki, menuju warung bakso yang memang letaknya tak jauh dari tempat tinggal mereka. Aroma kuah baksonya sudah tercium oleh mereka berdua, dan tak sabar lagi untuk mencicipi kuliner tersebut.
Sesampainya di warung tersebut, Amri dan Tono mencari tempat duduk yang strategis namun memang agak sulit, karena pengunjung sedang ramai, dan antri untuk memesan bakso yang akan mereka konsumsi. Kurang lebih sepuluh menit pesanan mereka datang. Dengan lahapnya mereka makan bakso, yang telah disuguhkan. Tanpa terasa keringat bercucuran menambah semangat mereka. Menambah cabe, kecap dan saus yang boleh dibilang tidak sedikit ke mangkuk baksonya, hingga tak bersisa. Minuman yang mereka pesan yaitu air jeruk peras dinginpun ludes, ternyata mereka benar-benar lapar.
Setelah mereka selesai, tak lama kemudian Amri dan Tono membayar pesanan mereka, dengan tersenyum , karena bakso yang mereka pesan sesuai dengan seleranya. Sedikit Amri bertanya, cabenya luar biasa pedasnya, dijawab dengan abang yang berjualan tadi, ya itu cabe setan. Cabe setan? memang luar biasa pedasnya. Sambil berlalu Amri bergumam, ada-ada saja cabe kok ada setannya. Apa tidak ada sebutan lain, fikirnya.